Jenis-jenis puisi bisa di kelompokan berdasarkan jamannya. berikut adalah beberapa jenis puisi tersebut:
PUISI LAMA adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan seperti, jumlah kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata tiap baris, irama puisi.
PUISI BARU adalah puisi yang lebih bebas di bandingkan dengan puisi lama, baik dalam jumlah baris suku kata, maupun rima.
PUISI KONTEMPORER adalah jenis puisi yang berusaha kelua dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. jeni puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lain yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.
dan ini adalah beberapa contoh puisi bertema pendidikan, sebagai berikut:
Buku
Susiska Arum
Kau tempatku menabur ilmu...
kau jendela di hidupku...
kau tempatku goreskan jutaan pena...
namun, terkadang orang mengabaikannya...
kau tertumpuk deraian debu...
Buku...
kau tempatku berbagi rasa....
meski engkau hanya diam membisu...
lembaran demi lembaran yang terisi...
Tertancap keindahan ilmu menawan...
terselip kata demi kata...
yang mengisi hari-harimu...
Buku...
kau tempatku goreskan pena...
goresan pena kini tertancap di badanmu...
jutaan kata kini terlukis di badanmu...
Kau tempatku lukiskan keindahan...
kau tempatku berbagi kesakitan....
Buku...
kau yang mengajariku arti kehidupan...
tiada pantas hidup ini kulewati...
tanpa engkau di sisiku...
Kau guru yang hanya bisa diam membisu...
namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap
lembaran...
Jangan
Malas Membaca
Sesobek kertas sudah diberikan
seuntai tulisan pula berada di dalamnya
duhai anak yang malang
mengapa engkau diam saja?
Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
ilmu maha luas sudah tertuliskan
tapi sayang kau enggan membaca
Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang
sungguh dunia sudah bicara,
kau mau tahu isiku?
kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?
Malang beribu malang kau enggan membaca
duhai anak yang malang
bangkitlah kini
pengetahuan luas sudah menantimu
lawanlah jiwa kotormu itu
tuk mencapai impianmuPahlawan Kehidupan
Karya: Nur Wachid
Ku lihat kau berbuat
Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
Mata binar tak khayal menjadi panutan
Sejuk terasa haluan kata ¨C katamu
Menjadi sugesti pada diri kami
Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
Menjauhi jalan hakiki
Lelah dirimu tak kau risaukan
Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang pengabdian
Bukan jasa tentang perekonomian
Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
Jangan pernah kau bosan
Jadi haluan panutan
Meski pertiwi dalam kesengsaraan
Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan
Puisi Hari
Pendidikan Nasional
Karya Ismail Ahbar
Jika kau lihat bendera merah putih berkibar dihalaman sekolah
Belum tentu disana ada orang Indonesia
Jika kau dengar Pancasila dibacakan berulang-ulang,
Belum tentu semua yang mendengarnya punya Tuhan Yang Maha
Esa
Jika kau lihat Pak Guru pakai sepeda Kumbang,
itu pasti kau sedang mimpi bertemu Oemar Bakri
Jika kau lihat anak sekolah memakai seragam,
pastikan udel dan BH nya tak tampak oleh umum
Jika kau lihat guru memukul muridnya, itu biasa
Jika kau lihat sekolah ¨C sekolah negeri dan swasta jauh
berbeda,
itu karena sekarang pendidikan pun menjadi ladang bisnis
Jika kau lihat Politisi berjanji tentang pendidikan murah
dan cerdas,
lihatlah, pendidikan pun didramatisir
Jika kau lihat dosen-dosen mu tak ada dimeja,
yakinlah, mereka sedang sangat sibuk, urusan ini, dan urusan
itu
Jika kau lihat pelajar tawuran,
terbiasalah, pendidikan kita kan tentang otot dan tulang,
bukan tentang otak dan sosial emosional
Jika kau lihat aku mengkritik saja,
percayalah, lebih baik begini,
daripada diam dan dibodohi sampai tertidur dibangku mu,
Semangat,,Sebab hidup tak boleh mati karena liur-liur
politik.
Puisi
Cahaya Pendidikan
By. Rozat Rifai
Dalam Keningku aku termangu
Sebuah cahaya penentu masa depan
menjadi sebuah motivator pergerakan
Dalam menjunjung tinggi pendidikan
Di saat mataku tertutup kebodohan
Engkau hadir dengan sejuta harapan
pembongkar sandi kegelapan
pendidikan,,, pengubah zaman
2 mei selalu kami rayakan
mengharap selalu ada kemajuan
menjadikan kami selalu terdepan
dalam segala aspek kehidupan
Penolong
Dalam Kegelapan (Guru)
Oleh Muhammad Hafiz
Nur
Sosok yang tanpa mengenal lelah .
Sosok yang menindas perlakuan kasar yang dilontarkan
siswa-siswi kepadanya .
Sosok yang berlangkah tegap dan tegas walaupun kening dan
pipi mereka sudah mulai memancarkan kekusutan dari raut wajahnya .
Wahai guruku ..
Kau telah memberi warna pelangi didalam kehidupan kami.
7 warna yang telah berkumpul menjadi satu paduan .
7 kesempurnaan yang telah kau berikan untuk bekal kami kelak
dimasa yang akan datang
Kau mengajarkan yang Awal mulanya kami tidak mengenal huruf
abjad sampai kami bisa menjadi orang-orang yang kalian harapkan , orang-orang
yang sukses dan orang-orang yang telah menyandang gelar terhormat seperti
kalian bahkan akan lebih dari pada itu .
Guru ..
Maafkan kami yang telah berbuat kesalahan kepada kalian .
Dari hal yang sekecil debu yang tak terlihat bahkan sampai
kesalahan yang besar yang bisa terlihat dengan mata kasar .
Tak banyak serumpun do¡¯a yang kami panjatkan .
Semoga kalian guru-guru kami tetap sabar dalam membina dan
mendidik kami dan menjadi lah PAHLAWAN tanpa tanda jasa dan mengajar tanpa
mengenal kata LELAH .
Kami sayang kalian bapak dan ibu guru kami yang tercinta .
Pena
Pena…Kuikat ilmu dengannya…
Kutulis kisah sejarah bersamanya…
Pena…
Kugapai cita cita dengannya
Tak lupa teriring doa dan usaha
Sebagai wujud penghambaanku pada sang Pencipta
Pena…
Bersamanya, kutulis cerita cinta berbau surga
Agar manusia tak terjebak pada dunia yang fana
Tak jelas asalnya, tak jelas pula hasilnya
Pena…
Simbol peradaban dari zaman purba ke zaman aksara
Di mana manusia tak lagi menghambakan diri pada mitos yang tak jelas asalnya
Pena…
Dengannya, hidup manusia menjadi mulia
Lantaran mencari ilmu untuk kesejahteraan dunia.
(Oleh: Ade Lanuari Abdan Syakuro)
Mimpi dan cita
Tersenyum aku menahan getir dan rintihan jiwaSebab impian dan cita-cita terhenti
Oleh ketidak mampuanku dan tiadanya dukungan orangtua
Kusimpan mimpiku setelah lepas masa Putih Abu
Perjuanganku belum berakhir
walau setitik harapan sudah kudapat
Pada Kota penuh cahaya ini
Aku datang untuk pergi, berkelana merajut cita
Tentang semua mimpi dan cita
Takkan pernah ada kata menyerah
Meski berpuluh kali aku telah jatuh
Berpuluh kali pula aku bangkit lagi
Di atas tanah Bumi Pertiwi aku melangkah
Di atas tanah ini pula ku berbakti, menuntut ilmu
Akan kutunjukkan pada Dunia, aku bisa
Aku mampu meraih mimpi dan cita-citaku, di Indonesia.
(Oleh: Elisabeth Yofrida)
SEKIAN DULU YA......SEMOGA DAPAT BERMANFAAT BAGI ANDA SEMUA....BYE
TAMAT
No comments:
Post a Comment